Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan bahkan sampai turun langsung melakukan inspeksi langsung ke lokasi pemeriksaan ante mortem hewan kurban di Pusat Kesejahteraan Kavaleri (Pussenkav) Jalan Salak, Kelurahan Turangga, pada Selasa, 3 Juni 2025.
Menurut Farhan, pemeriksaan ante mortem yakni pemeriksaan kesehatan hewan sebelum disembelih merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah dalam menjamin keamanan pangan dan kesehatan masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, Farhan menunjukkan penggunaan aplikasi e-Selamat, sebuah sistem digital yang dikembangkan untuk membantu masyarakat mengakses informasi kesehatan hewan kurban secara mudah dan transparan.
Hewan yang telah lolos pemeriksaan diberi “kalung sehat” yang dilengkapi QR Code dan informasi lengkap, termasuk foto hewan.
Farhan mengajak masyarakat, baik penjual maupun pembeli, untuk mengunduh aplikasi tersebut agar mendapatkan informasi yang akurat dan merasa lebih tenang saat beribadah kurban.
Dari sekitar 10.000 hewan kurban yang telah masuk ke Kota Bandung hingga 3 Juni 2025, hasil pemeriksaan menyatakan bahwa 30 persen hewan belum layak, terutama karena belum cukup umur sesuai syariat.
Pemilihan Pussenkav sebagai lokasi penitipan dan pengawasan hewan kurban bukan tanpa alasan. Menurut Farhan, satuan ini memiliki pengalaman panjang dalam pemeliharaan hewan, terutama kuda.
“Di sini ada kandang dan tenaga terlatih. Tempat ini terbiasa mengelola kuda tunggangan, kuda pengangkut barang, hingga kuda yang sudah uzur,” ungkapnya.
Terkait pemotongan hewan, Pemkot Bandung mengimbau masyarakat agar memanfaatkan fasilitas Rumah Potong Hewan (RPH) yang sudah tersedia. Dua RPH milik pemerintah berada di wilayah Ciroyom dan Cisaranten. Selain itu, terdapat juga RPH swasta yang bisa diakses publik.
“Kalau sibuk atau tidak siap memotong sendiri, lebih baik serahkan ke RPH. Silakan daftar mulai hari ini, bisa secara daring lewat akun Instagram DKPP Kota Bandung atau langsung datang,” terang Farhan.
“Hewan yang stres sebelum dipotong bisa membahayakan diri dan orang sekitarnya. Harus ditangani oleh tenaga terlatih,” tegasnya.
Isu lingkungan juga menjadi perhatian Pemkot Bandung menjelang Iduladha. Farhan mengatakan bahwa penggunaan plastik sebagai pembungkus daging kurban perlu dikaji ulang, dan bila tetap digunakan, maka plastiknya harus dapat didaur ulang.
“Jujur saja, saat ini sampah plastik justru lebih mudah dikelola daripada sampah organik. Tapi tetap harus kita kontrol,” jelasnya.
Meski angka penjualan belum sepenuhnya mencapai target seperti tahun lalu yang menembus 16.000 ekor hingga hari Tasyrik, Farhan menyatakan bahwa dari sisi kualitas, hewan kurban yang beredar tahun ini lebih baik. Dengan waktu sekitar enam hari tersisa, termasuk masa tasyrik, ia optimis angka tersebut dapat tercapai.
“Dari para pedagang juga terlihat ada peningkatan minat beli. Beberapa sudah mulai jualan lebih awal dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ucapnya.
Ia juga menyebut sejumlah daerah asal hewan kurban yang masuk ke Bandung seperti Garut, Tasikmalaya, dan daerah sekitarnya.
“Sudah banyak juga warga Kota Bandung yang mulai beternak domba sendiri, jadi suplai juga membaik,” tambahnya.(ziz)**
0 Komentar