Hal itu diinstruksikan langsung oleh Wakil Wali Kota Bandung, Erwin saat meninjau tumpukan sampah yang telah mengendap selama dua tahun di kawasan tersebut, Senin, 23 Juni 2025.
Erwin menegaskan, sampah harus segera diangkut dan lahan yang selama ini terbengkalai harus segera dimanfaatkan secara optimal.
Ia menyesalkan kondisi lahan yang luas namun justru dipenuhi sampah. Menurutnya, di tengah keterbatasan lahan kota yang sempit dan mahal, setiap ruang harus dimanfaatkan dengan maksimal.
"Sayang sekali, lahan seluas ini tidak dimanfaatkan. Sekarang malah jadi tempat penumpukan sampah," ujarnya.
"Insyaallah mulai besok kita buang sampahnya. Sekitar 15 truk. Tapi setelah dibuang, tolong pengurus pasar jangan lagi menumpuk sampah sembarangan. Kalau ada yang menyimpan, laporkan saja langsung," tegasnya.
Ia mengungkapkan, masalah sampah ini bukan hanya terjadi di satu titik, melainkan tersebar di banyak lokasi.
Pemerintah Kota Bandung, lanjutnya, juga terus mendorong penanganan sampah berbasis kewilayahan melalui program Prakarsa yang menggantikan program PIPPK.
"Sekarang ada 400-an RW yang sudah berjalan. Targetnya sampai Desember 2025 akan ada 700 RW. Dana 2 juta itu bisa dipakai untuk beli mesin RDF atau keperluan penanganan sampah lainnya," katanya.
"Saya akan diskusikan hal ini dengan Dirut PD Pasar dan pengurus pasar. Kami ingin pasar ini nyaman, bersih, dan bermanfaat bagi semua," ujarnya.
Selain masalah sampah, Erwin juga menyoroti kondisi fisik pasar yang memprihatinkan. Pasalnya, ada tembok benteng di area pasar yang nyaris roboh.
"Benteng yang hampir roboh ini juga akan segera kita bereskan. Kita tidak ingin ada bahaya bagi pedagang maupun pengunjung pasar," katanya.(rob)**
0 Komentar