Ketua KPSM Kota Bandung, Moch.Yayan, S,Sy. mengatakan para peserta yang mengikuti pelatihan ini diberikan pembelajaran dan praktik langsung dengan beberapa sumber yang berkompeten di bidangnya masing-masing. Ada pun pelatihan life skill tersebut dilatih yakni, pemilahan sampah, eco enzim, magotisasi, dan lainnya,” ungkap Yayan.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, memberikan apresiasi tinggi terhadap program yang dijalankan oleh Komunitas Pengelolaan Sampah Mandiri (KPSM).
Ia juga menyoroti relevansi kegiatan ini dengan nilai-nilai keagamaan, mengutip prinsip annadhafatu minal iman (kebersihan adalah bagian dari iman) serta semangat gotong royong dalam Islam.
"Saya sangat mengapresiasi program ini karena sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Kebersihan adalah bagian dari iman, dan saya yakin mereka yang hadir di sini adalah orang-orang yang dirindukan surga karena telah berkontribusi dalam menjaga lingkungan dan membantu sesama," ujar Erwin.
Produk hasil fermentasi sampah organik ini dapat digunakan sebagai pembersih alami, disinfektan, hingga obat untuk berbagai keperluan kesehatan.
Dalam kesempatan tersebut, Erwin berharap, program ini terus berkembang dan semakin luas cakupannya. Ia menargetkan agar pada tahun 2025, terdapat 700 Kampung Bebas Sampah (KBS) di Kota Bandung.
Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih disiplin dalam memilah sampah, terutama selama bulan Ramadan.
Beberapa Tempat Pembuangan Sementara (TPS) akan ditutup sementara, sehingga kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah sangat dibutuhkan.
Masjid Baiturrahman sebagai tuan rumah kegiatan ini juga mendapat apresiasi khusus. Masjid ini termasuk dalam 15 masjid yang mendapatkan predikat Kawasan Bebas Sampah dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung.
Dengan adanya sinergi antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat, diharapkan permasalahan sampah di Kota Bandung bisa segera terselesaikan. (ziz)**
0 Komentar