Acara ini tak sekadar menjadi ajang pameran mobil klasik, melainkan juga panggung silaturahmi, pemersatu lintas generasi, serta penggerak roda ekonomi kreatif berbasis otomotif di Kota Bandung.
"Bandung ini kota Volkswagen. Sister city-nya kita dengan Braunschweig di Jerman, itu hanya berjarak sekitar 30 km dari Wolfsburg, pusat VW dunia. Jadi sah kalau saya bilang Bandung adalah ibu kota Volkswagen di Indonesia!" kata Farhan, disambut riuh tepuk tangan para peserta.
"Hal yang keren dari komunitas VW ini adalah rasa kekeluargaan dan nilai kebersamaan yang dijunjung tinggi. Dari montir, tukang cat, pembuat apparel, semua bergerak. Ini bukan hanya hobi, ini ekosistem ekonomi kreatif yang nyata," ujar Farhan.
Dengan nada bercanda, Farhan juga mendorong para pejabat Bandung dan Jawa Barat untuk ikut mengoleksi VW klasik.
"Kita belajar sabar dari VW. Bocor, las, king pen oblak, itu semua seni. Kita belajar sabar dan kreatif dari proses merawat mobil tua ini," tambahnya.
Acara Bandung Lautan VW dan Beetle Battle tidak hanya menjadi ajang kumpul-kumpul, tetapi juga magnet wisata otomotif yang mendatangkan ribuan pengunjung.
Berbagai aktivitas seperti pameran VW klasik, parade Kombi, kontes modifikasi, lomba audio, bursa onderdil, hingga sesi edukasi teknik perawatan VW, menjadi daya tarik tersendiri.
Sementara itu, Ketua Volkswagen Indonesia Association (VIA), Nanan Soekarna mengatakan, pentingnya menjaga nilai-nilai persatuan dan kebersamaan dalam komunitas VW.
Menurut Nanan, komunitas VW memiliki peran penting dalam menggerakkan ekonomi kreatif, mulai dari montir, tukang las, hingga pembuat merchandise. Namun yang terpenting, kata Nanan, adalah menjaga integritas dan semangat kebersamaan.
"VW itu klub dunia-akhirat. Setia pada istri, setia pada klub, setia pada nilai-nilai kebaikan. Jangan ada konspirasi, jangan ada saling menjatuhkan," pesan Nanan, yang juga sempat mengungkapkan apresiasi kepada panitia yang telah bekerja keras menyukseskan acara ini.
Dengan semangat penuh, Nanan mengajak semua anggota komunitas VW untuk terus menjaga silaturahmi dan membangun ekosistem otomotif yang sehat di Indonesia.
"Kalau bukan kita yang menjaga nilai-nilai ini, siapa lagi? Kita bukan hanya pencinta mobil, kita adalah keluarga besar yang punya peran penting dalam menjaga harmoni sosial," tuturnya. (ziz)**
0 Komentar