Farhan menyebut proyek tersebut berada di bawah kendali pemerintah pusat. Ia menyayangkan belum adanya penyelesaian. Padahal proyek ini sangat penting untuk memperlancar arus kendaraan di kawasan utara kota yang padat.
“Ada satu titik di Kota Bandung yang sampai sekarang masih misterius yaitu jembatan layang di daerah Nurtanio. Itu adalah proyek dari pemerintah pusat,” kata Farhan, di Jalan Riau, Kota Bandung, Senin, 16 Juni 2025.
Tujuannya adalah untuk memastikan komitmen dan jadwal penyelesaian proyek tersebut.
“Izinkan saya nanti hari Kamis akan menghadap pemerintah pusat untuk menanyakan, apakah akan diselesaikan atau tidak. Kalau mau diselesaikan, kapan?” ujarnya.
Farhan juga menyinggung label “kota termacet sedunia” yang sempat disematkan kepada Kota Bandung.
Kendati demikian, menurutnya, akar masalah tidak berhenti pada volume kendaraan, dan jumlah jiwa tetapi juga infrastruktur penunjang mobilitas yang belum tuntas.
“Kita itu dicap sebagai kota paling macet sedunia. Maka kita bertanya kenapa? Salah satunya ya karena proyek seperti jembatan layang Nurtanio ini belum beres-beres,” kata Farhan.
“Masyarakat kan enggak mau tahu, pokoknya pemerintah, yang penting beres. Maka kami tidak akan mengatakan bahwa itu masalah pusat atau bukan. Tapi sebagai pemerintah kota, kami akan bertanya langsung,” tuturnya.
Farhan menyebut komunikasi yang proaktif ke pemerintah pusat adalah langkah penting agar Kota Bandung mendapatkan perhatian lebih dalam proyek-proyek strategis nasional, terutama yang menyangkut hajat hidup dan mobilitas jutaan warga kota. (ziz)**
Kepala Diskominfo Kota Bandung
0 Komentar