Sebanyak 60 peserta dinyatakan kompeten setelah menempuh pelatihan intensif selama 184 jam.
Pemkot Bandung menargetkan angka tersebut turun menjadi 6,4 persen melalui perluasan kesempatan kerja dan penciptaan wirausaha baru.
“Pelatihan ini bukan sekadar teknis menyeduh kopi. Ini proses pembentukan karakter, etos kerja, dan kreativitas. Target kami bukan hanya menghasilkan pekerja, tetapi melahirkan pengusaha muda,” kata Erwin saat penutupan pelatihan.
“Barista bukan hanya profesi, tetapi seni meracik pengalaman dan cerita melalui rasa. Saya berharap lulusan di sini bisa membanggakan keluarga serta menjadi pelaku usaha yang sukses,” ujarnya.
Pemkot Bandung, kata Erwin, sedang memperkuat ekosistem ekonomi melalui tiga program di 30 kecamatan yakni UMKM Center, Pusat Inkubasi Bisnis, dan Pusat Kuliner. Ia juga membuka peluang kolaborasi akses permodalan bersama UMKM dan perbankan.
“Kami tidak ingin pelatihan hanya berhenti di sertifikat. Harus ada jembatan agar peserta bisa bekerja atau memulai usaha. Termasuk nanti dukungan modal bagi yang layak,” katanya.
“Pasar kerja barista di Bandung sangat besar. Pelatihan ini fokus pada roasting, manual brewing, pengolahan bahan baku, pengoperasian peralatan, hingga pengembangan minuman. Alhamdulillah semua peserta dinyatakan kompeten,” kata Andri.
“Kami ingin peserta tidak hanya punya skill, tapi juga siap masuk dunia kerja atau berwirausaha. Semua akan kami bantu hubungkan dengan pengusaha dan kafe di Bandung,” ujarnya.
Sebagai bentuk apresiasi, Wakil Wali Kota Bandung akan memberikan bantuan modal bagi peserta terbaik pertama dan kedua.
Pelatihan akan kembali berlanjut untuk angkatan berikutnya dengan kuota tambahan 40 peserta hingga akhir November 2025. (rob)**
Sumber; Diskominfo Kota Bandung
0 Komentar