Hal tersebut disampaikan Wali Kota Bandung Muhammad Farhan saat kegiatan Siskamling Siaga Bencana edisi ke-13 di Kelurahan Mekar Jaya, Kecamatan Rancasari, Rabu 8 Oktober 2025.
Farhan menjelaskan, kegiatan Siskamling Siaga Bencana merupakan bagian dari pengecekan langsung terhadap kesiapsiagaan wilayah dalam menghadapi potensi bencana, termasuk banjir.
“Kami mengecek catatan informasi di setiap RW dan RT sekaligus meninjau kondisi yang berisiko terjadi bencana. Kalau ada yang bisa langsung dieksekusi, kita lakukan segera. Kalau harus ditunda, akan disiapkan perencanaan lebih matang,” ujar Farhan.
Dalam tinjauan tersebut, salah satu yang menjadi perhatian adalah usulan pembuatan sodetan dari anak Sungai Ciorok menuju Sungai Cidurian sepanjang 200 meter.
“Ini jadi tantangan karena wilayahnya lintas kewenangan. Tapi kita akan terus berkoordinasi agar penanganannya tidak terhambat,” tambah Farhan.
Selain meninjau kondisi sungai dan wilayah rawan genangan, kegiatan Siskamling Siaga Bencana edisi ke-13 juga diisi dengan dialog bersama warga dan perangkat kelurahan.
“Wilayah ini termasuk rawan banjir, tapi saya lihat masyarakatnya punya semangat luar biasa. Tidak hanya tangguh bencana, tapi juga mandiri dalam pengelolaan lingkungan,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, Pemkot Bandung berupaya memastikan sebanyak 1.597 RW di Kota Bandung memiliki kesiapan yang sama dalam menghadapi risiko bencana.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Kota Bandung, Adi Widyanto menilai, persoalan banjir di perbatasan memang cukup kompleks karena melibatkan banyak pihak, termasuk Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan pemerintah kabupaten.
Ia berharap, langkah awal tersebut dapat menjadi solusi cepat sembari menunggu penanganan menyeluruh bersama instansi terkait.
“Kami juga akan berkoordinasi dengan BPWS dan Kabupaten Bandung agar upaya penanganan banjir ini bisa dilakukan secara bersama,” ujar Adi. (ray)**








0 Komentar