Program MMS bertujuan untuk menekan angka kematian ibu (AKI) dengan mencegah anemia, serta menurunkan risiko kelahiran prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), dan stunting.
MMS merupakan suplemen multivitamin yang mengandung lebih banyak zat gizi mikro dibandingkan tablet tambah darah (TTD) konvensional.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, mengonsumsi MMS selama 180 hari atau 6 bulan masa kehamilan dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Ia menyoroti masalah gizi sebagai tantangan utama, termasuk anemia dan kekurangan energi kronis pada ibu hamil, yang berdampak langsung pada kesehatan bayi dan anak.
Sementara itu, Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, Maria Endang Sumiwi menjelaskan, penelitian sejak 2008 menunjukkan bahwa MMS dapat menurunkan kematian bayi hingga 18 persen dan BBLR hingga 14 persen.
Menanggapi hal tersebut, Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara yang turut hadir pada acara tersebut menyampaikan apresiasinya atas terpilihnya Kota Bandung sebagai lokasi peluncuran program nasional ini.
Ia menyebut kehadiran MMS sangat penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak, sebagai bagian dari upaya mengatasi stunting.
Menurutnya, peluncuran program MMS ini akan membawa dampak signifikan bagi peningkatan taraf kesehatan di Kota Bandung.
Di tempat yang sama, Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai kesehatan ibu dan anak.
"MMS adalah tambahan untuk memenuhi kebutuhan gizi, tetapi tetap harus diimbangi dengan pola makan bergizi. Kami berharap program ini membawa perubahan signifikan terhadap kualitas kesehatan di Jawa Barat," katanya. (rob)**
Sumber: Diskominfo Kota Bandung
0 Komentar