“Alhamdulillah, hasil dari penanganan ini sangat signifikan. Sampah yang kemarin menumpuk sekarang sudah nol, rata dengan tanah,” ungkap Pradana di Pasar Induk Gedebage, Kota Bandung, Rabu, 30 April 2025.
Pada hari pertama pengangkutan tercatat sebanyak 86 ritase. Sedangkan hari kedua sebanyak 79 ritase.
Sejak saat itu, pengelolaan sampah menjadi tidak terkendali dan sempat terjadi praktik pungutan oleh oknum paguyuban, meski pengangkutan sampah tidak berjalan optimal.
Melihat kondisi tersebut, Perumda Pasar menghentikan aktivitas paguyuban kebersihan dan segera berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Bandung untuk penanganan lebih lanjut.
Sebagai langkah jangka panjang, Pradana menegaskan, Perumda Pasar akan terus bersinergi dengan DLH dalam pengelolaan kebersihan. Bantuan alat dari DLH akan segera dioperasikan agar sampah dapat langsung ditangani di lokasi pasar.
“Kami berharap pasar tetap bersih, nyaman bagi pedagang maupun pembeli,” katanya.
“Kebersihan pasar bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau Perumda Pasar, tapi tugas bersama seluruh elemen masyarakat,” tegas Pradana.
“Bismillah, ke depan kita wujudkan kolaborasi penuh antara Perumda Pasar, Pemkot, dan warga untuk menyelesaikan persoalan sampah secara berkelanjutan,” pungkasnya. (ziz)**
0 Komentar