Kegiatan yang dipusatkan di Taman Cikapayang Dago-Gedung Sate ini berlangsung penuh semangat, disertai aksi serentak di lima titik lain di kawasan utara Kota Bandung.
Sejak pagi, peserta sudah berkumpul dengan membawa peralatan kebersihan seperti sapu, kantong sampah, hingga cat untuk memperbaiki fasilitas umum.
Tidak hanya komunitas lingkungan, tetapi juga warga perorangan, mahasiswa, hingga tokoh masyarakat turut hadir.
Panitia mencatat lebih dari 1.000 peserta hadir langsung, dengan rencana total keterlibatan mencapai 5.000 orang yang tersebar di berbagai lokasi.
“Akang Teteh hadir di sini bukan karena disuruh wali kota atau polisi, tetapi karena kesadaran bahwa Bandung adalah rumah kita bersama. Prinsipnya sederhana, warga jaga warga, warga jaga kota,” ujar Farhan.
“Bandung adalah kota demokrasi yang sehat. Kebebasan jangan sampai menimbulkan kerusakan. Justru kegiatan ini menunjukkan bahwa warga Bandung bisa menjaga kotanya dengan cara yang positif,” tambahnya.
“Memperbaiki barang dengan alat itu mudah, tetapi memperbaiki wilayah bersama warga itu yang paling penting. Kita cat ulang, kita perbaiki. Go will be back,” ucap Farhan, disambut tepuk tangan riuh para relawan.
Farhan menjelaskan, sebagian besar perbaikan fasilitas kota pascakejadian kerusakan dilakukan dengan menggunakan dana darurat. Beberapa infrastruktur berat, seperti jalan layang, ditangani bersama pemerintah pusat dan provinsi.
Ditempat yang sama Serikat Buruh Nasionalis Indonesia (SBNI) kota Bandung berserta jajaran kepengurusan turut ikut serta dalam kegiatan aksi Bebersih Kota Bandung.
Saya berharap semua komunitas dan warga bisa melakukan hal serupa. Semoga ini jadi awal kebersamaan kita menjaga Bandung tetap bersih, indah, dan nyaman,” tuturnya.
“warga jaga warga dan warga jaga kota dijalankan, insyaallah visi Bandung Utama bisa kita wujudkan bersama, dan begitupun dengan slogan SBNI, Sepaham - Sejalan - Setujuan.” pungkasnya.**
0 Komentar