Ironisnya, berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, kegiatan ilegal tersebut diduga kuat mendapat “backup” dari oknum wartawan senior yang memanfaatkan profesinya untuk melindungi para pelaku. Oknum tersebut diduga kerap menakut-nakuti pemilik media lain maupun warga yang mencoba melaporkan aktivitas tersebut.
Salah satu sumber di lapangan menyebutkan bahwa setiap kali ada razia, toko-toko tertentu seolah sudah mendapat “bocoran” lebih dulu. “Tiap mau ada operasi, mereka udah tutup duluan. Katanya ada yang kasih info dari orang media,” ungkap salah satu warga yang enggan disebut namanya.
Masyarakat berharap agar pihak kepolisian bersama instansi terkait segera bertindak tegas terhadap semua pihak yang terlibat dalam jaringan penjualan obat keras tanpa izin — termasuk bila terbukti ada oknum media atau aparat yang bermain di belakangnya.***
(Tim)




0 Komentar