Hasil penelusuran tim media mengungkap bahwa peredaran obat terlarang tersebut dilakukan secara terbuka dan dijual bebas kepada berbagai kalangan, mulai dari remaja hingga orang dewasa, tanpa pengawasan dan izin resmi, para pelaku beroperasi dengan modus kantongan, Selasa (14/10/2025).
Lebih mencengangkan lagi, berdasarkan hasil investigasi di lapangan, penjualan Tramadol itu diduga kuat dibekingi oleh oknum aparat keamanan. Kondisi ini menimbulkan keprihatinan mendalam terhadap wibawa institusi negara yang seharusnya menjadi pelindung masyarakat dari bahaya penyalahgunaan obat keras.
“Aparat itu digaji oleh rakyat untuk menjaga keamanan dan memberantas kejahatan, bukan justru melindungi pelaku penjualan obat terlarang,” ujar salah satu warga setempat yang enggan disebutkan namanya.
Masyarakat berharap aparat penegak hukum segera menindak tegas seluruh pihak yang terlibat, termasuk jika terbukti ada oknum aparat yang membekingi jaringan peredaran obat keras itu.
Publik menilai kasus ini tidak boleh dibiarkan, karena mencoreng nama baik institusi keamanan dan mengancam generasi muda.
Fenomena ini menjadi potret buram penegakan hukum di daerah, di mana hukum seolah tidak lagi ditegakkan, bahkan justru dilanggar oleh oknum yang seharusnya menjaganya.***




0 Komentar