Subscribe Us


 

Dua Hari Menjelang Penobatan Kepala Suku Besar Wate, Taman Gizi Nabire Dipadati Aktivitas Kesiapan Lokasi.


MEDIASAKSINEWS | Nabire, Papua Tengah -- Dua hari menjelang prosesi penobatan Kepala Suku Besar Wate, Otis Monei, S.Sos., M.Si., suasana Taman Gizi di kawasan Oyehe berubah menjadi pusat aktivitas bersama yang penuh semangat. Sejak Senin pagi (17/11/2025), puluhan orang dari berbagai unsur masyarakat, panitia, hingga aparat pemerintah daerah terlihat hilir mudik mempersiapkan lokasi yang akan menjadi saksi sakralnya penobatan pemimpin adat tertinggi Suku Wate itu.

Rumput-rumput tinggi dibabat hingga rata, dedaunan kering dibersihkan dari setiap sudut taman, dan area-area kosong mulai disulap menjadi titik penempatan tenda, panggung, serta ruang ritual adat. Deru mesin pemotong rumput, suara sekop yang menghantam tanah, serta percakapan antar relawan menciptakan atmosfer khas gotong royong yang jarang terlihat dalam skala sebesar ini.

Di antara keramaian itu, petugas Satpol PP Pemprov Papua Tengah juga hadir membantu penataan area. Mereka turut mengatur jalur masuk-keluar, memastikan keamanan area, sekaligus mendukung panitia dalam pekerjaan fisik seperti pengangkutan material dan pembersihan lokasi.


Namun perhatian sebagian besar masyarakat tertuju pada sosok yang berjalan perlahan mengelilingi taman: Otis Monei, tokoh yang dalam dua hari ke depan akan resmi memikul amanah besar sebagai Kepala Suku Besar Wate. Dengan mengenakan pakaian kerja sederhana, Otis hadir seperti relawan lainnya—tanpa jarak dan tanpa formalitas.

Beberapa kali ia berhenti untuk memeriksa detail-detail kecil, arah angin yang memengaruhi posisi tenda, jarak panggung dari titik ritual adat, hingga tata letak kursi untuk para tetua. Sesekali ia memanggil panitia, memberi arahan, atau bertanya apakah ada kekurangan yang perlu segera dipenuhi.

“Penobatan ini bukan hanya untuk saya. Ini untuk seluruh masyarakat Wate. Karena itu kita pastikan semuanya tertata, bersih, dan siap menerima tamu serta leluhur kita yang hadir melalui ritual adat,” ucap Otis kepada panitia, yang langsung memicu semangat baru di antara para pekerja.


Di sisi lain, masyarakat yang turut terlibat mengaku bangga bisa menjadi bagian dari prosesi penting ini. Beberapa warga Samabusa, Sima, hingga Topo terlihat saling bercanda sambil bekerja, menunjukkan bahwa penobatan ini telah menjadi momentum persatuan yang mempertemukan banyak pihak dalam suasana hormat dan sukacita.

“Acara besar seperti ini bukan tiap tahun. Ini sejarah. Jadi kita kerja dari hati,” kata salah satu warga sambil merapikan tumpukan ranting di sudut taman.

Rencana panitia menunjukkan bahwa dalam dua hari ke depan, persiapan akan semakin intens. Dekorasi adat berupa anyaman kulit kayu, simbol-simbol suku, hingga ornamen khas Wate akan dipasang. Tim teknis juga dijadwalkan melakukan uji coba sound system, penataan pencahayaan, serta gladi kotor untuk memastikan seluruh rangkaian ritual penobatan bisa berjalan tanpa hambatan.


Prosesi penobatan pada Rabu, 19 November 2025, diperkirakan akan dihadiri tokoh adat dari berbagai wilayah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam jumlah besar. Taman Gizi akan menjadi pusat perhatian publik, menjadi ruang di mana nilai-nilai adat, persatuan, dan kebanggaan suku Wate berpadu dalam satu momen bersejarah.

Dengan persiapan yang terus dimantapkan, masyarakat berharap penobatan ini bukan hanya berlangsung khidmat, tetapi juga menjadi awal dari babak baru kepemimpinan adat yang membawa kedamaian, kebijaksanaan, dan kesejahteraan bagi seluruh wilayah adat Wate.***


(IING ELSA ENAGONEWS/ MARTIKA EDISON SILIWANGI NEWS TIM EKSPEDISI SILIWANGI CINTA ALAM INDONESIA/ EIGER TIM EKSPEDISI MERAH PUTIH INDONESIA MAJU)

Posting Komentar

0 Komentar